Kamis, 28 November 2013

40.jangan banyak bicara

Ada seorang pemuda yang jatuh cinta pada seorang gadis. Sudah sekian lama ia berusaha menarik perhatian sang gadis, tetapi selalu gagal. Ia merasa sakit hati karena cintanya ditolak. Namun ia tak putus asa dan terus mencoba menghubungi si gadis. Melihat kegigihan pemuda itu, akhirnya si gadis menyerah, dan bersedia bertemu dengannya.

Kemudian pada saat yang telah ditentukan, mereka bertemu. Mereka duduk berdampingan di sebuah bangku taman di bawah terang bulan yang indah. Hati si pemuda itu berbunga-bunga karena bisa berduaan dengan pujaannya. Lalu ia merogoh saku san mengeluarkan berlembar-lembar surat cinta yang selama ini ia tulis untuk si pujaan hati. Surat cinta itu berisi kata-kata asmara yang mengungkapkan kerinduan hatinya dan hasratnya yang membara untuk bisa menjalani hidup penuh kebahagiaan dalam naungan cinta. Ia mulai membaca semua suratnya itu pada sang gadis pujaan hati. Hingga beberapa lama kemudian ia terus membaca surat cintanya.
Setelah sekian lama, akhirnya sang gadis berkata, "Ah, betapa bodohnya kau ini. Semua suratmu hanya tentang aku dan kerinduanmu padaku. Sekarang aku ada di sini, bahkan duduk di sampingmu. Mengapa kau masih juga membacakan surat-surat yang membosankan itu?"

Smiley...! Di hadapan sang kekasih, apakah kita masih berkata-kata tentang sang kekasih dari kalimat-kalimat yang tertulis. Tidakkah sebaiknya menyingkirkan semua cerita tentang sang kekasih, dan mulai mengenal sang kekasih melalui kehadirannya di samping kita? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar